Bagi orang tua yang baru melahirkan bayi pertamanya, tentu ingin tahu apakah pertumbuhan anaknya normal atau ada masalah yang perlu diperbaiki. Kekhawatiran seperti itu memang wajar dialami pasangan muda. Oleh karena itu, sebaiknya Ayah Bunda memahami jenis-jenis perkembangan anak yang sesuai dengan usia mereka.
Perbedaan Tiga Jenis Perkembangan Bayi
Masa perkembangan anak dimulai sejak bayi hingga balita. Menurut Diane E. Papalia, berikut adalah tiga perbedaan perkembangan bayi berdasarkan fisik, kognitif, serta psikososial.
Perkembangan fisik pada fase bayi yang meliputi:
- Berkembangnya semua sensor dan sistem tubuh saat lahir dengan tingkatan beragam
- Otak tumbuh dalam hal kompleksitas dan sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan
- Pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan motorik sangat tinggi
Perkembangan kognitif pada fase bayi meliputi:
- Kemampuan untuk belajar dan mengingat telah ada
- Penggunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah dikembangkan pada akhir tahun kedua
- Pemahaman dan penggunaan bahasa berkembang dengan cepat
Perkembangan psikososial pada fase bayi meliputi:
- Ketertarikan kepada orang tua dan orang lain terbentuk
- Kesadaran diri mulai terbentuk
- Peralihan dari ketergantungan anatomi terjadi
- Ketertarikan kepada anak-anak lain meningkat
Merangsang Motorik Bayi Sejak Dini
Tumbuh kembang anak secara fisik, kognitif, serta psikososial memiliki ciri-ciri yang berbeda pada tiap level usianya. Ayah-Bunda menambah pengetahuan mengenai perkembangan anak melalui fitur perkembangan anak di Speaker Pintar Widya Wicara.
Lalu, setelah mengetahui tingkat kecerdasan anak berdasarkan usianya, kini Ayah-Bunda dapat mulai merangsang motorik anak dari bayi hingga balita dengan cara berikut:
Latihan Tengkurap
Bayi berusia 6 minggu hingga 1 bulan, bagian kepala dan lehernya harus ditahan ketika digendong. Lalu, sekitar usia 1-3 bulan, Ayah-Bunda baru bisa membalikkan badan Si Kecil atau membuatnya tengkurap untuk melatih kekuatan otot leher. Ia akan belajar mengangkat kepala dan dada bertumpu pada kedua tangannya agar dapat tengkurap sendiri.
Latihan Merangkak
Merangkak adalah salah satu cara untuk memberikan stimulasi perkembangan motorik pada anak. Setelah mengetahui cara terkurap, di usia sekitar 6 bulan, bayi mulai berguling-guling dan merangkak untuk berpindah tempat. Ayah Bunda dapat melatihnya dengan cara memancing anak dengan mainan kesukaannya. Kemudian, berikan rintangan seperti bantal untuk melatih kekuatan tangannya.
Latihan Duduk
Setelah bayi dapat merangkak, kini Ayah Bunda dapat melanjutkan stimulasi motorik anak dengan melatih si kecil agar bisa duduk sendiri. Caranya adalah dengan mengajaknya bermain, sehingga kepalanya bergerak ke atas dan ke bawah. Gerakan ini untuk melatih kekuatan otot leher. Lalu, untuk menyeimbangkan posisi duduk Si Kecil, Ayah Bunda dapat menempatkan mainan di sekitar tempat duduknya.
Latihan Berjalan
Langkah terakhir untuk melatih perkembangan motorik anak adalah melatihnya berjalan. Biasanya, anak yang berusia 9-12 bulan sudah mulai belajar melangkah pertama kali. Sebelumnya, anak akan mencoba fase berdiri pada usia 8 bulan. Si kecil mulai berlatih dengan berpegangan pada benda di sekitarnya.
Ayah-Bunda dapat membantu dengan memegang kedua tangannya, atau memberi alat bantu untuk latihan berjalan. Selain itu, jangan lupa untuk melatihnya cara menekuk lutut. Dengan begitu, ia bisa duduk kembali usai berdiri atau berjalan tanpa terjungkal.
Latihan mengembangkan kecerdasan anak ini tidak bisa langsung dipelajari sekaligus. Ada tahapan-tahapan yang perlu Ayah Bunda lalui sembari menunggu pertumbuhan anak. Maka dari itu, memiliki smart speaker dengan fitur perkembangan anak sangat penting untuk memahami dunia parenting.
Ayah Bunda bisa mendapatkan produk ini dengan harga special melalui website www.widyawicara.id.