Cara Membuat Transkrip Wawancara dengan Teknologi Speech to Text

Jika kamu berpikir bahwa membuat transkrip wawancara adalah hal yang mudah, maka kamu salah besar! Kegiatan mengarsipkan suatu wawancara ke dalam bentuk teks ternyata membutuhkan banyak kesabaran dan perjuangan. 

Mulai dari duduk berjam-jam, memandang layar laptop terus menerus, hingga mendengarkan audio menggunakan earphone dalam waktu lama, tentu akan melelahkan dan membosankan. Apalagi jika kondisi lingkungan sekitar sedang tidak kondusif, maka transkriptor harus memutar rekaman audio wawancara berulang kali agar tidak melewatkan kalimat penting dari narasumber.

Untuk itulah, seorang transkriptor membutuhkan alat bantu bernama Speech to Text (STT). Teknologi ini akan memudahkan pekerjaan transkriptor dalam menyusun transkrip wawancara, baik secara langsung maupun rekaman. 

Kesulitan Proses Transkrip Wawancara

Menulis transkrip wawancara tentunya cukup menyita waktu. Selain itu, kegiatan ini juga membutuhkan kesabaran, keterampilan dalam mendengarkan, dan penulisan yang tepat supaya informasi dari narasumber bisa tersampaikan dengan baik.

Meskipun terkesan sepele, namun ternyata kegiatan ini juga memiliki beberapa kesulitan lho. Berikut kesulitan-kesulitan yang seringkali dihadapi ketika membuat transkrip wawancara:

1.      Tidak bisa dikerjakan di sembarang tempat

Ketika membuat transkrip wawancara, tentunya kamu harus fokus mendengarkan penjelasan dari narasumber. Jangan sampai pendengaranmu terganggu oleh hal-hal di sekitar, hingga membuatmu kurang memahami apa yang disampaikan narasumber. 

Terkadang, suasana kantor yang ramai tidak cocok untuk melakukan kegiatan ini. Kamu perlu menggunakan headphone seharian atau mencari tempat lain yang lebih tenang. Mungkin mengerjakannya di rumah bisa menjadi salah satu solusi, apalagi di masa pandemi seperti ini. 

Namun, bagaimana jika tetangga sedang merenovasi rumahnya atau sedang mendengarkan musik dangdut yang sangat keras? Kemudian adik dan sepupumu membuat keributan di ruang tengah yang membuatmu sulit fokus. Tentu akan sangat menyebalkan, bukan?

Berbeda jika kamu menggunakan STT, seluruh rekaman wawancara akan berubah menjadi transkrip secara cepat dan tepat walau banyak noise di sekitarmu. Dengan begitu, kamu hanya perlu memperbaiki kalimat-kalimat yang tidak tersusun secara jelas. Pekerjaan akan lebih mudah dan bisa dikerjakan di mana saja.

          Baca juga artikel Ini Alasan Mengapa Notulen Rapat Penting untuk Dibuat!

2.      Perbedaan aksen bicara tiap orang

Banyaknya ragam dan budaya di Indonesia menimbulkan banyak pula aksen berbicara atau logat yang dimiliki di setiap daerah. Bahkan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang saling berdekatan saja sudah memiliki aksen yang berbeda. 

Jadi, meskipun seorang narasumber berbicara menggunakan Bahasa Indonesia, namun jika aksen daerahnya sangat kental, bisa membuat kalimat yang diucapkan jadi kurang jelas di telinga. Kamu pun jadi lebih sulit untuk memahami kata atau kalimat yang disampaikan narasumber.

Begitu pula jika kamu menggunakan STT yang berasal dari luar negeri. Hasil teks yang dihasilkan, bisa saja menjadi bahasa-bahasa aneh yang perlu kamu dengarkan secara manual. Namun, jika kamu menggunakan STT lokal, masalah ini tidak akan kamu temui karena teknologi AI-nya sudah familiar dengan aksen-aksen orang Indonesia. 

3.      Peralatan yang harus memiliki performa baik

Ketika menulis transkrip wawancara, tentu kamu butuh peralatan yang menunjang pekerjaanmu. Biasanya, seorang transkriptor menggunakan earphone atau headphone. Tentunya, alat yang digunakan harus memiliki performa yang masih baik, supaya audio wawancara bisa terdengar dengan jelas. Kalau alat tersebut rusak atau bermasalah, pasti juga akan merusak harimu, kan? Karena pekerjaanmu pun juga akan tertunda.

Dengan STT, kamu tak perlu lagi mengeluarkan biaya besar untuk membeli alat-alat audio yang mahal dan berkualitas tinggi. Kamu hanya perlu menggunakan pengeras suara standar saat melakukan pengecekan ulang saja. Sisanya, biarkan STT yang menuliskan hasil wawancaramu menggunakan kecanggihannya.

Cara Membuat Transkrip Wawancara dengan STT

Dapat disimpulkan bahwa solusi dari beberapa kesulitan di atas adalah dengan menggunakan teknologi berbasis Artificial Intelligence yaitu Speech to Text. Seperti namanya, Speech to Text (STT) atau Speech Recognition ini merupakan sistem yang bisa mengubah suara menjadi tulisan atau teks.

STT cukup populer belakangan ini karena mempermudah kegiatan manusia sehari-hari, seperti untuk membuat subtitle pada video, membantu notulensi rapat, membantu kegiatan belajar daring, sebagai asisten virtual, dan lain sebagainya.

Dengan STT, kamu hanya perlu merekam wawancara yang ingin kamu transkrip, lalu mesin akan secara otomatis mengubah suara menjadi teks. Selain itu, kamu juga bisa input rekaman pada mesin STT, selanjutnya audiomu akan secara cepat terkonversi menjadi teks. Praktis dan anti ribet banget, kan?

Aplikasi STT yang Bisa Digunakan 

Ada beberapa aplikasi Speech to Text yang bisa kamu gunakan, mulai dari yang gratis hingga yang berbayar. Banyak pula perusahaan besar yang juga mulai mengembangkan teknologi ini. Hal tersebut dikarenakan teknologi berbasis audio kini terus mengalami perkembangan dan memiliki banyak peminat. Berikut beberapa aplikasi Speech to Text yang bisa kamu gunakan:

  • Windows Speech Recognition
  • Amazon Transcribe
  • Apple Dictation
  • Google Docs Voice Typing
  • Watson Speech to Text
  • Speechnotes
  • STT Widya Wicara

         Baca juga artikel Capek Nyatet Terus? Pakai Speech to Text Aja!

Keuntungan Menggunakan Speech to Text dalam Membuat Transkrip Wawancara

Semua teknologi tentu memberikan keuntungan dan kemudahan bagi kehidupan manusia, tak terkecuali Speech to Text ini. Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapat dari menggunakan Speech to Text dalam membuat transkrip wawancara:

1.      Lebih menghemat waktu

Beberapa jam yang biasanya kamu gunakan untuk membuat transkrip, bisa kamu gunakan untuk melakukan kegiatan lain. Karena proses Speech to Text membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada ketika kamu membuat transkrip wawancara secara manual. Kamu pun tidak perlu meluangkan banyak waktu hanya untuk membuat transkrip wawancara. 

2.      Dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun

Karena kamu tidak harus mendengarkan rekaman audiomu dan menuliskannya secara manual, jadi kamu tidak harus mencari tempat yang kondusif. Bahkan kamu bisa melakukannya dengan rebahan santai di kamar. Praktis sekali bukan?

3.      Lebih Menghemat biaya

Jika biasanya kamu menggunakan jasa transkriptor, tentunya teknologi ini membuatmu jadi lebih menghemat biaya. Banyak aplikasi Speech to Text gratis yang bisa kamu dapatkan di internet. Biaya yang biasanya kamu anggarkan untuk membayar transkriptor pun bisa kamu gunakan untuk keperluan lain.

 

Menulis transkrip wawancara tak lagi ribet jika kamu menggunakan Speech to Text dari Widya. Caranya cukup mudah kok, kamu hanya perlu mengunjungi website www.widyawicara.com melalui smartphone atau laptop, kemudian klik menu produk dan pilih Speech to Text. Kamu bisa langsung merekam suara melalui website tersebut untuk kemudian ditranskripsi menjadi sebuah text.

Dengan menggunakan Speech to Text dari Widya, kamu pun bisa membuat transkrip wawancara sambil rebahan santai. Menyenangkan bukan?

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *