Janji Surga bagi Orang yang Ikhlas

janji surga bagi orang yang ikhlas

Allah SWT berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ﴿35﴾

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’ : 35).

Cobaan diberikan kepada umat untuk mengukur kualitas keimanan serta kesabaran. Sebagai manusia, kita hanya perlu berserah diri dan mengikhlaskan segala yang diberikan oleh Allah SWT. Hanyalah orang yang ikhlas yang mampu menghadapi cobaan seberat apapun dengan sabar dan tegar.

Makna Ikhlas Sesungguhnya

Keikhlasan atau rasa ikhlas sebetulnya adalah sesuatu yang murni dan tidak tercampur dengan hal-hal lain (seperti niat buruk, jelek, dan riya’). Dan seluruh perbuatan harus berdasarkan karena cinta kepada Allah SWT semata. Seperti yang tertulis dalam Qur’an Surah Al-Ikhlas ayat 1-2,  

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ﴿1﴾ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ﴿2﴾

“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.”

Karena itu, orang yang ikhlas adalah orang yang murni menyembah hanya untuk Allah saja dan tidak riya’, tidak juga menyekutukan dengan yang lain. Bisa dikatakan pula, Ikhlas itu tidak memperhitungkan apapun dalam setiap perbuatan. Entah itu perbuatan baik ataupun perbuatan buruk.

Baca juga: Faktor-faktor Pendorong Kemajuan Perdaban Islam pada Abad Pertengahan

Salah Satu Perbuatan Tersulit

Ikhlas terdengar mudah untuk dilakukan. Meski dalam praktiknya perbuatan mulia ini adalah hal tersulit untuk dilakukan. Titik tertinggi derajat manusia adalah ketika ia melakukan sesuatu, dirinya tidak lagi mengharap imbalan dan apapun, bahkan ridha Allah. Imam Ruwaim pernah berkata, “Ikhlas ialah bila orang tidak ridha(berharap) mendapat imbalan baik dunia dan akhirat. Serta tidak rela mendapat bagian dalam dua kerajaan ini.” 

Namun, tidak semua manusia bisa melakukan sesuatu tanpa mengharapkan sesuatu. Contohnya, seseorang berinfak sedekah dengan jumlah yang besar. Orang itu berkata bahwa ia ikhlas sebagian hartanya diberikan untuk menabung pahala dan membantu orang lain. Padahal di dalam niatnya itu terselip keinginan bahwa dia ingin dilihat sebagai orang yang dermawan.

Seorang ulama pun pernah mengatakan kalau ada seseorang yang melakukan sesuatu kemudian dia mengatakan, “Saya ikhlas.” Saat itu dia justru sedang melakukan perbuatan riya’. Tanpa disadari dia sedang memamerkan keikhlasannya kepada orang lain. Jadi, keikhlasan pun sebenarnya dapat tercemari oleh sikap-sikap tercela yang dapat membawa petaka di hari akhir.

Lalu, bagaimana kita bisa mengukur keikhlasan? Sesungguhnya hanya Allah SWT yang dapat mengukur seberapa ikhlas perbuatan kita. Kita sebagai umat bisa menyiasati keikhlasan kita dengan cara-cara seperti:

  • Tidak terpengaruh pujian dari orang lain.
  • Tidak memperhitungkan perbuatan.
  • Niatkan karena Allah bukan karena hal lain.

Sehingga amalan kita tidak akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.  Karena itu, mulailah kita melakukan segala hal dengan ikhlas. Niscaya Allah akan memberikan yang terbaik serta menjanjikan surga terindah bagi orang-orang yang taat dan ikhlas dalam menjalankan ibadahnya. Amin ya rabbal alamin…

Penutup

Keikhlasan adalah salah satu kunci utama untuk meraih ridha Allah dan janji surga. Ingin memperdalam pemahaman tentang keutamaan ikhlas dan janji-janji Allah bagi mereka yang selalu ikhlas dalam beramal? Kami punya cara yang mudah untuk membantu Anda!

Dengan layanan transkrip video menjadi teks, Anda dapat mengubah ceramah atau kajian Islami menjadi teks yang bisa dibaca, direnungkan, dan dibagikan kepada orang lain. Kini, Anda tidak perlu lagi menonton video berkali-kali untuk mendapatkan inti dari setiap pesan yang disampaikan.

Kunjungi website https://www.transkripsi.id/ untuk transkrip audio/video dengan cepat, mudah, dan murah.

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *