Kisah di Balik Nuzulul Quran dan Keutamaan Ibadahnya

Peristiwa Nuzulul Quran adalah peristiwa yang diperingati pada bulan suci Ramadhan. Peristiwa ini dapat diartikan sebagai peristiwa turunnya kitab suci agama Islam, yaitu Al-Quran. Terdapat banyak keutamaan dan keistimewaan di balik peristiwa Nuzulul Quran. Oleh sebab itu, kita sebagai Umat Muslim dianjurkan untuk dapat memahami kisah dan hikmah di balik Nuzulul Quran agar dapat menambah keimanan serta ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Pengertian Nuzulul Quran

Nuzulul Quran secara etimologis terbagi menjadi dua kata, yaitu Nuzul dan Al-Quran. “Nuzul” berarti turunnya suatu benda dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedangkan “Al-Quran” berarti kitab suci yang berisi firman Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut seorang ulama dan sastrawan Islam, Ibn Faris, kata Nuzul artinya hubuth syay wa wuqu’uh (turun dan jatuhnya sesuatu). Di sisi lain, menurut al-Zarqoni, kata Nuzul dalam ungkapan bahasa lain berarti perpindahan sesuatu dari atas ke bawah.

Dari definisi tersebut, secara istilah Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Istilah perpindahan dari atas ke bawah adalah istilah yang menjelaskan tingginya kedudukan Al-Quran yang menyambungkan langit dan bumi serta dunia dan akhirat.

Sejarah Nuzulul Quran

Peristiwa turunnya Al-Quran dari Allah SWT sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali terjadi di Gua Hira pada tahun 610 Masehi. Masih terdapat perbedaan pendapat kapan tepatnya peristiwa Nuzulul Qur’an tersebut terjadi. Namun, secara umum Nuzulul Qur’an diperingati pada malam 17 Ramadhan setiap tahunnya. Wahyu yang pertama turun saat itu yaitu Surat Al-’Alaq ayat 1-5. Turunnya wahyu pertama inilah yang sering dinamakan sebagai Nuzulul Quran. Peristiwa ini sekaligus sebagai pengukuhan status Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul. Nabi Muhammad menerima perintah untuk menyampaikan Agama Islam dan berdakwah kepada umat manusia.

Tahapan Proses Turunnya Al-Quran

Jika dikaji lebih jauh, turunnya Al-Quran telah dijelaskan dari makna kata yang ada dalam ayat yang menerangkan peristiwa Nuzulul Quran. Kata tersebut adalah nazzala dan anzala yang berasal dari kata nazala. Kata anzala berarti menurunkan secara keseluruhan. Penurunan yang dimaksud adalah penurunan dari Allah SWT ke lauhil mahfudh dan baitul izaah. Kata ini juga digunakan dalam ayat yang menjelaskan turunnya kitab lain selain Al-Quran, yaitu Zabur, Taurat, dan Injil. Sedangkan kata nazzala berarti menurunkan secara berangsur-angsur atau sedikit demi sedikit. Hal ini menjelaskan bagaimana Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap hingga akhirnya menjadi kitab suci yang lengkap seperti sekarang.

Ada beberapa tahap proses turunnya Al-Quran, yaitu:

  • Tahap Pertama. Pada tahap ini Al-Quran diturunkan ke lauhil mahfudz, yaitu sebuah tempat yang di dalamnya tersimpan segala sesuatu yang berkaitan dengan takdir Allah. Takdir tersebut adalah segala perkara yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.
  • Tahap Kedua. Pada tahap ini Al-Quran diturunkan dari lauhil mahfudz ke baitul izaah. Menurut pendapat yang paling shohih, baitul izaah ini ada di langit yang paling bawah atau langit dunia. Banyak isyarat dan penjelasannya dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadist Rasulullah, antara lain dalam Surat Ad-Dukhan ayat 1-6 yang artinya: Ha-Mim. Demi Kitab (Al-Quran) yang jelas. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui (Q.S. Ad-Dukhan: 1-6). Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Hakim dari Sa’id Ibn Jubair dari Ibn Abbas,  Nabi Muhammad SAW bersabda: “Al-Quran itu dipisahkan dari pembuatannya lalu diletakkan di Baitul Izaah dari langit dunia, kemudian mulailah Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW.”
  • Tahap Ketiga. Pada tahap ini Al-Quran diturunkan dari baitul izaah langsung kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah melalui perantara Malaikat Jibril. Dalam hal ini, antara lain dijelaskan dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 193-194 yang artinya: Ia (Al-Quran) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah satu seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (Q.S. Asy-Syu’ara: 193-194).

Turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad terjadi selama 23 tahun, tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Hal tersebut terjadi di Makkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari dan di Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari.

Amalan dan Keutamaan Nuzulul Quran

Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia dan sumber hukum pertama bagi umat Islam. Al-Quran berisi firman dan perintah Allah untuk Umat Islam agar selamat dari kehidupan dunia dan akhirat. Peristiwa Nuzulul Quran menjadi kisah dan sejarah yang sangat penting bagi Umat Muslim agar bisa lebih dekat kepada Allah SWT. Selain itu, terdapat beberapa keutamaan dan keistimewaan jika kita melakukan amal ibadah ketika malam Nuzulul Quran. Beberapa di antaranya, yaitu:

  • Membaca Al-Quran

Dalam memperingati peristiwa Nuzulul Quran, amalan yang sangat dianjurkan adalah membaca Al-Quran. Terdapat hikmah malam Nuzulul Quran dengan membaca Al-Quran, yaitu akan mendapatkan pahala dan syafa’at di hari kiamat. Dari Abu Umamah Al Bahili ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Bacalah Al-Quran. Sesungguhnya Al-Quran kelak akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at kepada penganutnya.” (HR. Muslim)

  •  Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar adalah malam ketika Allah pertama kali menurunkan wahyu berupa ayat-ayat Al-Quran  kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Lailatul Qadar juga bermakna sebagai saat ketika malaikat turunn ke bumi dengan berbagai keberkahan. Malam Lailatul Qadar hanya terjadi pada Bulan Ramadhan saja, diyakini terjadi pada malam ganjill dalam salah satu dari 10 terakhir Bulan Ramadhan. Dengan demikian, sangatlah istimewa malam ini karena hanya terjadi pada Bulan Ramadhan saja yang mana hanya terjadi satu tahun sekali.

Dalam Al-Quran Surat Al-Qadr ayat 1-5, Allah berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada malam Qadr. Tahukah kamu, apakah malam Qadar itu? Malam Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr: 1-5).

Terdapat beberapa keistimewaan lain pada malam ini, yaitu diampuni dosanya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barang siapa melaksanakan shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)

  • I’tikaf

I’tikaf adalah berdiam diri/menetap di dalam masjid untuk melakukan amal ibadah dengan tujuan semata-mata mengharap kan ridha Allah. Biasanya dilakukan dari setelah shalat Isya hingga setelah shalat Subuh. Pada bulan Ramadhan, tepatnya mulai dalam malam Nuzulul Quran menjelang akhir masa puasa, banyak Umat Islam yang melakukan i’tikaf di masjid. Tujuannya selain untuk melakukan ibadah, juga untuk mencari malam Lailatul Qadar. Amalan yang dilakukan adalah membaca Al-Quran, shalat sunah Tahajud, hingga berdoa meminta ampun kepada Allah SWT. Sebagaimana Hadist yang diriwayatkan dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila telah masuk pada 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), maka Rasulullah selalu menghidupkan malam dengan ibadah. Dan membangun kan keluarganya dan mengikatkan sarungnya (tidak menggauli istrinya).” (HR. Bukhari Muslim)

Dekatkan dirimu dengan Al Quran menggunakan Smart Speaker Widya Wicara Prima. Cek informasi selengkapnya di www.widyawicara.com.

 

 Sumber Gambar: unsplash.com/@malikshibly

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *