Sahabat Widya, tahukah kamu bahwa kontribusi UMKM pada PDB Indonesia mencapai 61,07%?
Tingkat kontribusi yang besar inilah yang membuat pemerintah khawatir saat banyak UMKM yang gulung tikar di masa pandemi. Akhirnya, pemerintah pun membuat rencana penyuntikan untuk menolong pengusaha UMKM.
Namun sebelumnya, apakah kamu tahu kriteria bisnis apa yang termasuk dalam UMKM?
Kriteria dan Jenis UMKM
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Bisnis ini dijalankan oleh masyarakat atau usaha rumahan yang bukan berasal dari pemerintah. Menurut Ekonom, UMKM merupakan pelaku ekonomi yang bisa mempengaruhi pergerakan ekonomi di Indonesia.
Ada tiga kriteria dalam UMKM ini, yakni:
- Usaha Mikro
Bisnis mikro adalah bisnis yang memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 50.000.000, termasuk bangunan dan peralatan. Pendapatannya sendiri berkisar Rp 300.000.000 dalam satu tahun. - Usaha Kecil
Bisnis kecil adalah bisnis yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 50.000.000 hingga 500.000.000 termasuk bangunan dan peralatan produksi. Pendapatannya sendiri berkisar Rp 500.000.000 hingga 2,5T dalam satu tahun. - Usaha Menengah
Bisnis usaha menengah adalah bisnis yang memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp 500.000.000 hingga 10T termasuk bangunan dan peralatan. Pendapatannya sendiri berkisar telah melebihi 2,5T dalam satu tahun.
Nah, untuk jenis-jenis UMKM sendiri, sebenarnya ada banyak. Namun, secara umum ada tiga usaha yang paling digemari pebisnis UMKM, yaitu:
- Usaha Kuliner
Bidang makanan dan minuman memang menjadi incaran banyak pebisnis baru karena memiliki peluang yang besar. Mulai dari makanan rumahan, jajanan kekinian, coffeshop, hingga restoran dengan konsep unik tak pernah berhenti bertambah jumlahnya. Coba lihat sekitarmu, ada berapa banyak usaha kuliner yang bertambah setiap tahunnya? - Usaha Fashion
Bidang kedua yang paling diminati setelah kuliner adalah fesyen. Trend pakaian yang terus berganti dengan berbagai model kreatif menjadikan bisnis ini tak pernah padam pembeli. Bahkan, di masa pandemi pun, banyak perusahaan yang bisa bertahan dengan trend pakaian nyaman rumahan, lho! Jadi, sebaiknya kamu melakukan riset trend dulu ya sebelum mendirikan bisnis di bidang ini~ - Usaha Agrobisnis
Sampai berpuluh-puluh tahun kedepan pun, bisnis yang satu ini tetap dibutuhkan oleh seluruh umat manusia. Apalagi masyarakat Indonesia masih menjadikan nasi sebagai makanan utama. Bisnis ini juga sangat penting untuk mensupport usaha kuliner. Sehingga, peluang untuk menjadi usaha yang stabil akan semakin besar!
Banyak yang masih bingung apakah toko-toko kecil dalam rumah termasuk UMKM atau tidak. Menurut beberapa sumber, ada yang mengatakan bahwa toko kelontong, restoran kecil, dan tempat fotokopi juga termasuk UMKM. Namun, untuk pembayaran pajaknya sendiri, ada batas minimal pendapatannya. Sehingga, jenis usaha UMKM ini pun bisa dibilang sangat luas.
Perubahan Strategi Bisnis UMKM
Luasnya ladang bisnis UMKM ini membuat jumlah UMKM di Indonesia tetap mengalami kenaikan, meski pandemi terus menghantam. Menurut data per Mei 2021, terdapat 64,2 juta UMKM yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut memang tidak stagnan, mengingat ada yang gugur menghadapi kejamnya situasi saat ini.
Setelah ditelisik, ternyata UMKM yang masih bertahan memiliki satu strategi khusus yang terbukti menguatkan bisnisnya. Strategi ampuh itu adalah dengan beralih pada sistem digital. Hal ini didukung dengan data UMKM yang masuk dunia digital per Desember 2020 ada 3,8 juta dan per Maret 2021 naik menjadi 4,8 juta.
Peningkatan UMKM digital ini akan terus bertambah jika rencana pemerintah dalam memberikan bantuan berjalan lancar. Nah, bagi yang memiliki UMKM diambang kritis, sebaiknya kamu segera memikirkan cara untuk menggunakan strategi digital. Widya punya beberapa caranya nih buat kamu!
Tinggalkan Manual, Beralih ke Digital
Terbiasa menggunakan strategi manual dengan banyak pekerja, membuat UMKM-mu terhambat karena aturan PPKM. Padahal, memiliki sedikit karyawan itu sebenarnya bisa dimaksimalkan produktivitasnya, lho! Begini caranya:
- Beralih pada Digital Marketing
Masih menggunakan strategi pemasaran tradisional dengan pamflet, SPG, dan event? Daripada menghabiskan budget besar untuk bagian pemasaran, lebih baik segera beralih ke strategi digital marketing yang kekinian. Kamu bisa memanfaatkan email marketing, chatbot untuk branding, dan social media ads. - Memasuki MarketPlace
Memiliki toko yang bisa dikunjungi memang memuaskan. Namun, karena banyaknya pembatasan interaksi dengan PPKM, masyarakat menjadi lebih suka belanja online. Nah, kamu harus segera menjual produk di marketplace agar tetap mendapat pemasukan walau toko sepi pengunjung. - Memanfaatkan Teknologi Terbaru
Pada masa kini, pelanggan tidak suka jika dilayani dengan lambat. Menurut survey Salesforce, 69% pelanggan lebih suka mendapat respon yang cepat dan simple dari chatbot, dibandingkan CS manual. Selain itu, kamu juga bisa memanajemen data tokomu dengan cara digital, lho.
Aplikasi CRM untuk Pelayanan Maksimal
Menggunakan teknologi terbaru terbukti meningkatkan penghasilan bisnis perusahaan besar maupun UMKM yang sedang berkembang. Namun, masih banyak yang belum tahu bahwa ada sebuah teknologi bernama CRM yang bisa membantu pengusaha untuk mengelola perusahaannya.
Aplikasi CRM berfungsi untuk memanajemen penjualan dengan memantau penjualan, KPI, dan hal-hal sistematis lainnya. Dengan menggunakan aplikasi CRM ini, bisnis yang baru dirintis pun bisa mengelola data pesanan dan informasi pelanggan.
Dalam praktiknya, CRM dapat membantu proses pemasukan data secara otomatis. Kamu tidak perlu lagi mencari dan mengetikkan data secara manual, apalagi sampai kesulitan dalam mengatur bagian-bagian datanya. Dengan kemudahan ini, kamu akan memiliki banyak waktu untuk lebih fokus dalam mengatur strategi bisnis daripada mengelola data saja.
Nah, bagi yang tertarik memiliki CRM dan chatbot sendiri, kamu bisa mengunjungi website widyawicara.com. Di sana, kamu bisa melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum mendapatkan layanan digital untuk meningkatkan bisnismu.
Sudah siap meningkatkan omzet UMKM-mu? Yuk, meroket dengan strategi digital!