Tren Childfree dari Sudut Pandang Islam

Topik pembahasan mengenai childfree memang tidak ada habisnya. Istilah ini cukup marak dibicarakan di media sosial setelah ada seorang influencer yang mengatakan bahwa ia mengadopsi konsep childfree untuk diterapkan dalam hidupnya. Kemudian, banyak pula orang yang turut menyuarakan opininya, sehingga diskusi pro dan kontra pun terekam di berbagai platform media sosial.

Ada yang beranggapan bahwa childfree bertentangan dengan kodrat perempuan sebagai manusia yang memiliki rahim untuk memberikan keturunan. Dan di sisi lain, ada juga yang memilih untuk tidak memiliki anak karena sadar dan takut kalau nantinya justru menelantarkan anak tersebut.

Childfree sendiri merupakan konsep dimana sepasang suami istri memutuskan untuk tidak memiliki anak biologis. Konsep ini sudah cukup lumrah di negara barat, tapi tentu saja masih sangat tabu dan menimbulkan pro dan kontra jika diterapkan di Indonesia.

Orang-orang yang pro dengan konsep childfree ini beranggapan bahwa bumi sudah terlalu penuh, sehingga lebih baik mencegah penambahan populasi. Kondisi ekonomi dan kesiapan mental pun juga menjadi salah satu alasan. Lalu, bagaimana pandangan Islam mengenai konsep childfree ini ya?

Kodrat Manusia

Semua orang tentunya sudah paham, bahwa sesuatu yang bertentangan dengan kodrat manusia biasanya akan menjadi sebuah permasalahan. Misalnya, kodrat manusia adalah makan untuk tetap bertahan hidup, maka jika manusia itu tidak makan, tentu tubuhnya akan bermasalah.

Begitu pula dalam kasus ini, manusia memiliki kodrat untuk berkembang biak dan meneruskan keturunan, jadi jika ada yang bertentangan dengan hal itu, akan dianggap sebagai suatu permasalahan karena menyalahi kodrat.

Faktor belum siapnya finansial dan mental memang tidak sepenuhnya salah, namun seharusnya bisa dijadikan bahan intropeksi untuk terus memperbaiki diri, bukan dijadikan alasan untuk tidak memiliki keturunan. Karena kedua faktor tersebut merupakan hal yang masih bisa diperbaiki, bukan merupakan takdir yang tidak bisa diubah.

Child free dari sudut pandang Islam

Dalam Islam sendiri tentu tidak ada konsep childfree ini, karena salah satu tujuan pernikahan adalah memiliki keturunan yang saleh. Anak-anak yang saleh diharapkan dapat menjadi jembatan kedua orang tuanya menuju surga.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya I’lamul Muwaqqi’in menjelaskan tujuan pernikahan yaitu:

“Begitu pula dalam pernikahan, tujuannya adalah menjaga keberlangsungan jenis manusia, dan melahirkan keturunan yang saleh. Alasan ini secara hakikat juga menjadi alasan disyariatkannya pernikahan. Karenanya tidak mungkin terbayang adanya anak saleh tanpa pernikahan, sehingga menikah adalah sebab yang menjadi perantaranya. Anak saleh merupakan maksud syariat dan orang berakal. Jika tidak ada pernikahan, maka tidak akan ada anak saleh.” (Hasan Sayyid Hamid Khitab, Maqâsidun Nikâh wa Atsarihâ Dirâsatan Fiqhiyyatan Muqâranatan, (Madinah: 2009) halaman 9).

Pentingnya memiliki keturunan dari sebuah pernikahan juga dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW tentang anjuran menikah dengan wanita yang subur. Imam al-Ghazali memaparkan mengenai sabda Nabi tersebut:

“Upaya untuk memiliki keturunan (menikah) menjadi sebuah ibadah dari empat sisi. Keempat sisi tersebut menjadi alasan pokok dianjurkannya menikah ketika seseorang aman dari gangguan syahwat sehingga tida ada seseorang yang senang bertemu dengan Allah dalam keadaan jomblo atau tidak menikah. Pertama, mencari ridha Allah dengan menghasilkan keturunan. Kedua, mencari cinta Nabi saw dengan memperbanyak populasi manusia yang dibanggakan. Ketiga, berharap berkah dari doa anak saleh setelah dirinya meninggal. Keempat, mengharap syafaat sebab meninggalnya anak kecil yang mendahuluinya.” (Al-Ghazali, Ihyâ’ ‘Ulûmiddin, (Jeddah, al-Haramain:), juz II, halaman 25).

Dilihat dari kuatnya anjuran dan keutamaan memiliki anak saleh dari suatu pernikahan, maka keputusan untuk tidak memiliki keturunan hendaknya tidak dilakukan. Sebab hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan anjuran agama dan kodrat manusia, serta menyalahi makna filosofis dari sebuah pernikahan.

Selain itu, alasan untuk tidak menganut childfree adalah karena stigma “banyak anak banyak rezeki” masih cukup kental di Indonesia. Jadi, orang-orang penganut konsep childfree ini akan mendapat stigma buruk dari masyarakat.

Tapi, memiliki anak ataupun tidak, merupakan sesuatu yang tak terlepas dari keputusan Allah SWT

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.”(QS. Asy-Syuro: 49).

Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha, dan keputusan tetap berada di tangan Allah SWT.

Namun pada intinya, keputusan memiliki anak atau tidak, kembali lagi pada dampak dari pilihan itu sendiri. Apakah dengan memiliki anak bisa menjadi keluarga yang harmonis, atau justru menimbulkan semakin banyak kezaliman, seperti kekerasan dalam rumah tangga. Karena sebaik-baiknya manusia, yang paling baik adalah yang berguna bagi orang lain. Jadi apapun keputusan yang diambil, sebaiknya juga memikirkan kebaikan eksternal, bukan hanya kebaikan internal saja. Wallahualam.

Itulah tadi beberapa hadist dan pandangan dalam Islam mengenai konsep childfree. Jika kamu ingin mengetahui hadits-hadits lain, atau pandangan Islam mengenai sebuah isu, kamu bisa lho menggunakan fitur dari Widya. Karena speaker pintar Widya juga memiliki beberapa fitur Islami, salah satunya adalah kumpulan hadits.

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *