Tumbuhkan Cinta Rasul, Inilah Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Ada dua hari besar yang dirayakan oleh umat muslim sejak Rasulullah SAW masih hidup, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, selain kedua hari besar tersebut, ada beberapa hari istimewa yang juga diperingati oleh para muslimin.

Salah satunya adalah momentum kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW, yang semakin hari semakin marak diselenggarakan oleh berbagai penjuru dunia. Ada yang merayakannya di masjid, pengajian, hingga ada pula yang membaurkannya dengan kebudayaan daerah.

Namun, bagaimana esensi peringatan Maulid Nabi ini?

Peringatan Maulid Nabi

Istilah Maulid atau Milad merupakan bahasa Arab, yang berarti hari lahir. Maulid Nabi pun mulai diadakan jauh setelah Rasulullah SAW wafat. Perayaan ini sempat membuat beberapa ulama besar berdiskusi, karena merayakan hari selain dua hari besar Islam.

Namun, karena tujuannya untuk membangkitkan rasa cinta kepada Nabi terakhir, akhirnya perayaan ini pun tidak digolongkan menjadi bid’ah. Perayaan ini merupakan salah satu bentuk kebahagiaan, rasa syukur, serta penghormatan pada Rasulullah yang telah lahir di bumi untuk menjalankan utusan-Nya.

Dengan begitu, acara Maulid Nabi biasanya diisi dengan bershalawat, membaca alquran bersama, hingga mengingat kembali kisah-kisah teladan Nabi sepanjang hidupnya. Selain itu, ada pula yang mengadakan ceramah agama, hingga pameran kebudayaan seperti Sekaten di Yogyakarta dan Solo.

Acara Sekaten sendiri berisi dua acara utama, yakni Grebeg Maulidan dan Numplak Wajik. Pada Grebeg Maulidan, orang-orang menggiring hasil bumi menuju Masjid Agung. Kemudian, acara Numplak Wajik yakni pertunjukan gamelan untuk mengiringi Grebeg Maulidan.

Sekaten juga merupakan salah satu cara Wali Songo untuk memberi tahu kepada masyarakat agar gemar bersedekah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pengemasan Sekaten yang mirip seperti budaya Majapahit ini sukses membuat orang-orang Jawa berbondong-bondong masuk Islam. Acara ini pun menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

Sejarah Maulid Nabi

Asal mula perayaan Maulid Nabi sendiri tidak bisa dipastikan sejarahnya. Ada beberapa pendapat mengenai sejarah awal perayaan Maulid Nabi di Arab Saudi ini.

Beberapa ahli sejarah mengemukakan bahwa Al-Mudzaffar Abu Sa’id Kaukabari adalah orang yang pertama kali memperingati Maulid Nabi saw. Beliau merupakan seorang penguasa daerah Irbil yang masuk dalam wilayah Mosul, Iraq. Sejarawan bernama Ibnu Katsir menceritakan bahwa Al Mudzaffae selalu memperingati Maulid Nabi dengan perayaan yang meriah.

Sedangkan, menurut catatan Ahmad Tsauri, perayaan Maulid Nabi mulai digelar karena seorang bernama Khaizuran datang ke Madinah untuk memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Baca juga artikel Rangkuman 5 Peristiwa Penting dalam Hidup Nabi Muhammad SAW

Setelah dari Madinah, Khaizuran pergi ke Makkah untuk memberi perintah yang sama, tetapi pelaksanaannya di rumah masing-masing. Khaizuran merupakan seorang yang berpengaruh pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, sehingga mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab dengan mudah.

Ada pula cerita dari Al-Maqrizy, perayaan Maulid dimulai ketika zaman Daulah Fatimiyah syiah di Mesir. Mereka membuat banyak acara perayaan Maulid, seperti Maulid Nabi SAW, Maulid Ali bin Abi Thalib, Maulid Fatimah binti Ali, hingga maulid Hasan bin Ali dan Husain bin Ali.

Sumber lain menyatakan bahwa Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Abul al-Abbas al-Azafi. Sedangkan, para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi adalah Sultan Al-Muzhaffar.

Dan masih banyak sumber lain yang menyatakan perbedaan pendapatnya tentang siapa pencetus perayaan Maulid Nabi ini. Nama Salahuddin Al-Ayubi juga sempat disinggung sebagai salah satu orang yang mengadakan peringatan Maulid Nabi.

Meski memiliki banyak sumber yang berbeda, tetapi pada akhirnya kita tahu bahwa seluruh pendapat sepakat bahwa perayaan Maulid Nabi ini memiliki tujuan yang baik untuk peradaban umat muslim di seluruh dunia.

Lalu, seperti apa nilai dan makna peringatan Maulid Nabi Muhammad ini?

Nilai dan Makna Maulid Nabi

Selain menunjukkan kebahagiaan atas kelahiran Sang Rasul, ternyata inilah nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam balutan acaranya:

  1. Nilai Spiritual
    Jika perayaan hanya diadakan sebagai peringatan tahunan saja, maka perayaan itu hanya akan menjadi rutinitas tanpa makna apapun. Sebaliknya, Maulid Nabi dapat menumbuhkan rasa gembira dan semakin menghormati kehadiran Rasulullah SAW pada tiap-tiap perasaan seorang muslim. Kegembiraan itu merupakan cerminan rasa cinta pada Rasul dan membuat kita ingat untuk selalu bershalawat kepadanya.
  2. Nilai Moral
    Setelah perasaan cinta tersebut tumbuh menjadi nilai spiritual, kisah teladan Nabi Muhammad SAW pun akan mewarnai nilai moral umat muslim. Dengan mendengarkan sifat-sifat terpuji yang dilakukan Rasul semasa hidupnya, maka umat muslim akan termotivasi untuk menjadi kehidupan yang lebih baik.
  3. Nilai Sosial
    Pada acara peringatan, biasanya umat muslim membagi-bagikan makanan kepada para tamu yang hadir, dan juga memberikan sedekah pada golongan yang membutuhkan. Kegiatan ini akan menumbuhkan nilai sosial yang tinggi untuk membantu sesame manusia, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang dititipkan oleh Allah SWT.
  4. Nilai Persatuan
    Terakhir, dengan adanya acara ini, umat muslim jadi punya alasan untuk berkumpul. Lalu, tumbuhlah nilai persatuan yang akan menjadi ikatan kuat dalam tali persaudaraan sesama umat muslim. Salahuddin Al-Ayubi pernah mengumpulkan umat islam saat Maulid Nabi, guna memperkuat solidaritas pasukan Islam pada masa perang Salib.

Cara Memperingati Maulid Nabi

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Mulai dari membaca al-qur’an bersama, membagi-bagikan sedekah kepada yang membutuhkan, menjamu makanan untuk para tamu, hingga bershalawat dengan memberikan pujian kepada Rasulullah.

Namun, tentu satu hal yang sangat penting kita lakukan saat Maulid Nabi adalah mengambil hikmah dan memaknai kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan mendengarkan kisah teladan yang dilakukan Nabi Muhammad semasa hidupnya. Jika kita tidak bisa menghadiri kajian karena pembatasan kerumunan akibat pandemi, kita bisa membaca kisah-kisahnya sendiri lewat buku fisik maupun ebook.

Namun, beberapa diantara kita pasti merasa bosan dan malas jika harus membacanya sendiri. Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan fitur Smart Speaker Widya Wicara Prima untuk membacakan kisah teladan Rasulullah. Dengan begitu, kita dapat merasakan keagungan Rasululullah SAW dalam hidup kita.

Tak harus menunggu momen Maulid Nabi, dengan speaker Widya kamu dapat mendengarkannya kapan pun kamu mau. Mari tumbuhkan rasa cinta pada Nabi agar kehidupan kita mendapat keberkahan dari Sang Illahi.

Beli smart speaker widya sekarang juga di www.widyawicara.com! 

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/scenic-sunrise-ocean-istanbul-turkey_3220779.htm

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *