6 Tren Pengalaman Karyawan untuk Strategi SDM di Tahun 2022

Sahabat Widya, pandemi telah mengubah banyak sistem di dunia kerja. Menggunakan berbagai teknologi, para pekerja kini dapat berkomunikasi dan melakukan kerjasama secara online. Dalam hal ini, Tim SDM memegang peranan penting agar transisi perubahan sistem berjalan sebaik mungkin.

Untuk sebagian orang, pekerjaan jarak jauh memang menjadi keberkahan tersendiri. Yakni dengan memberikan fleksibilitas bekerja dari segi waktu, perangkat, maupun lokasi. Sistem ini juga memungkinkan karyawan memiliki waktu lebih untuk berkumpul bersama keluarga maupun menjalankan hobi.

Namun cepat atau lambat sistem bekerja dari rumah akan mendatangkan beberapa masalah. Diantaranya, para pekerja menjadi sulit memisahkan antara kehidupan pribadi dan bekerja profesional.

Komunikasi, pertemuan maupun kerjasama yang serba digital terus-menerus merupakan mekanisme yang melelahkan. Sebanyak apapun kolaborasi atau pertemuan virtual tidak akan mampu menggantikan kehangatan interaksi manusia.

Seiring dengan situasi pandemi, kebutuhan maupun keinginan karyawan telah berkembang tidak sebatas remunerasi atau ESOP namun juga fleksibilitas tempat kerja dan pertumbuhan di dalam organisasi atau perusahaan. Perubahan ini dapat dilihat dari tren arus eksodus dari perusahaan yang ada untuk menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

Perubahan sistem di dunia kerja pada  situasi pandemi tidak hanya mengubah kebutuhan karyawan, tetapi juga kebutuhan perusahaan. SDM ada di garis depan untuk menjawab tantangan dunia kerja saat ini dalam mempertahankan bakat yang tepat sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang. 

Berikut 6 tren  yang akan menentukan pengalaman kerja karyawan di tahun 2022:

 

1. Pergeseran dalam Dinamika Ruang Kerja

Remote working saat ini sudah menjadi kebijakan tetap di perusahaan,  sementara sistem hybrid akan tetap ada. Tentunya organisasi atau perusahaan perlu membangun budaya fleksibilitas sejak awal. Meskipun dengan begitu, akan timbul sentimen karyawan mengenai hasil dari perubahan lingkungan kerja yang baru. 

  • Sebagai contoh survei Gartner baru baru ini menunjukan bahwa 75% kepemimpinan yakin dengan  menjalankan budaya fleksibilitas, namun hanya 57% karyawan yang setuju. 
  • Kepemimpinan SDM dapat memanfaatkan solusi HCM ( Human Capital Management) dengan menangkap sentimen karyawan, kemudian memprosesnya supaya mengurangi kesenjangan dengan para pemimpin SDM. Beberapa hal yang dapat direalisasikan oleh organisasi diantaranya melakukan perubahan kebijakan, komunikasi intens, perbaikan fasilitas serta peningkatan kesejahteraan karyawan.
  • Sistem SDM saja tidak cukup memperlancar transisi ke lingkungan kerja yang baru  yaitu hybrid. Dalam hal ini perlu kerjasama antara  TI (Teknologi Informasi) dan SDM dalam membangun pengalaman digital yang komprehensif dan konsisten.

2. Kesejahteraan Karyawan adalah Prioritas Utama

  • Pekerjaan jarak jauh memungkinkan tim kelelahan bekerja sepanjang hari tanpa ada jam kerja yang jelas.  
  • Kesejahteraan  berpengaruh besar pada keterlibatan karyawan, produktivitas, dan kesehatan mental. Sayangnya, organisasi atau perusahaan  kerap melakukan peningkatan dengan cara tradisional seperti mengadakan webinar atau penggunaan aplikasi kesehatan mental.  Sementara yang dibutuhkan karyawan salah satunya adalah waktu  istirahat.
  • Budaya keterbukaan dan transparansi perlu dibangun dengan memberikan wadah bagi karyawan untuk menyampaikan pendapat mengenai lingkungan kerja baru. 

3. Melakukan Pembicaraan dengan Inisiatif D&I

  • Keragaman sangat penting bagi pertumbuhan bisnis. Menurut Mc Kinsey, perusahaan di kuartil teratas dengan keragaman gender dalam kepemimpinan  25% memiliki profitabilitas lebih di atas rata-rata dibanding kuartil bawah mereka.
  • Sayangnya, banyak organisasi yang belum sepenuhnya berinvestasi dalam keragaman & inklusi (D&I) dalam budaya kerja. Perlu dicatat bahwa tenaga kerja millennials dan gen z sangat mempertimbangkan D&I ketika akan bergabung di suatu organisasi. 

4. Bangun Sistem SDM Terdesentralisasi dan Ramping

  • Tim SDM masih menjadi penentu utama dalam akuisisi bakat hingga retensi karyawan. Cara kerja terpusat seperti ini bukan lagi solusi dalam dinamika lingkungan kerja saat ini.
  • Pendekatan yang lebih proaktif perlu dimasukkan di mana manajer dilatih dan dilengkapi dengan alat untuk memelihara tim di tingkat dasar.

5. Strategi AI percakapan dalam Proses Pengelolaan SDM

  • Gartner memperkirakan bahwa pada tahun 2023, 75% permintaan SDM akan mulai menggunakan platform AI percakapan.
  • Otomatisasi proses HR menjadi solusi yang bertujuan untuk mengubah cara kerja HR sekalipun memiliki keterbatasan sistem dan kurangnya kelengkapan data. Selain otomatisasi strategi AI percakapan mampu terintegrasi dengan data perusahaan yang memungkinkan adanya platform obrolan untuk mengakses informasi secara instan 

6. Menggunakan Insight & Strategi Analisis Manusia dalam Mengambil Keputusan 

Data dan analitik memberikan gambaran mendetail tentang keterlibatan karyawan, pengalaman, dan sentimen dengan organisasi. Data tersebut  akan membantu  tim SDM untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan selaras dengan kebutuhan karyawan.

Gunakan Chatbot AI dari Widya Wicara untuk memaksimalkan pekerjaan karyawan selama bekerja secara remote. Konsultasikan masalah pekerjaanmu bersama kami!

 

 

Konsultasi Chatbot

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *