Tak semua anak dilahirkan seperti anak-anak kebanyakan. Ada pula anak yang terlahir istimewa yang memerlukan perlakuan khusus dalam menjalani berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan.
Anak dengan kebutuhan khusus seringkali kesulitan untuk masuk ke sekolah reguler karena kurang ramah untuk siswa difabel. Ada alternatif lain untuk para orang tua yakni menyekolahkan buah hati mereka ke sekolah inklusi.
Apa itu Sekolah Inklusi?
Sekolah inklusi adalah sekolah yang menerima siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus dalam satu ruangan, tanpa mempedulikan kondisi fisik, intelektual, emosional, sosial dan kondisi lainnya. Dengan adanya assistive technology maka tak ada lagi batasan akses pendidikan antara siswa disabilitas dengan siswa non-disabilitas.
Salah satu penentu keberhasilan sekolah inklusi adalah ketersediaan teknologi asistif (assistive technology). Kenapa? UNICEF Regional Director for Europe and Central Asia, Afshan Khan, mengatakan bahwa akses teknologi asistif memudahkan anak penyandang mengikuti pendidikan serta mendorong seluruh potensi yang mereka miliki.
Mengenal Assistive Technology
Secara singkat, assistive technology merupakan sederet produk teknologi yang dikembangkan dengan tujuan untuk ’assisting’ (membantu) anak berkebutuhan khusus dalam melakukan aktivitas harian seperti komunikasi dan belajar.
Meskipun tak dapat sepenuhnya menggantikan tenaga pengajar profesional, teknologi ini terbilang efektif untuk membantu siswa yang kesulitan untuk berkonsentrasi, membaca, menulis dan lain sebagainya
Assistive technology tak semuanya ‘high-tech’
Assistive technology hadir mulai dari yang sederhana ‘low-tech’ seperti seat cushion, hingga teknologi yang lebih kompleks dengan dukungan artificial intelligence seperti text to speech.
Nah, setelah mengenal assistive technology khususnya pada sektor pendidikan, sekarang Widya akan bahas sederet keuntungan assistive technology untuk siswa dan guru. Check this out!
Keuntungan Assistive Technology untuk Siswa dan Guru
Ini dia 6 keuntungan penggunaan teknologi asistif dalam lingkungan sekolah dan kelas.
- Cara mengajar lebih bervariasi sehingga bisa mendukung berbagai gaya belajar anak.
- Memperbaiki knowledge retention. Variasi pengguna assistive technology di dalam kelas memungkinkan pelajaran jadi lebih menarik untuk anak. Sehingga knowledge retention pun juga jadi lebih baik.
- Memungkinkan murid lebih engage dengan guru dan pelajaran. Dilansir dari situs Walden University, 84% guru melaporkan bahwa penggunaan teknologi dan internet untuk menyusun materi pelajaran terbukti lebih efektif.
- Memberi kesempatan belajar yang sama bagi semua murid.
- Membuka mata anak terhadap teknologi agar anak siap menghadapi digital future.
- Guru untuk dapat memanfaatkan waktu lebih efektif dan efisien. Dari menyusun materi pelajaran hingga mendampingi siswa secara intens.
Use Case dan Contoh Assistive Technology dalam Pendidikan
Di Indonesia, pada tahun 2011 sudah ada sebanyak 23% sekolah inklusi yang menyediakan berbagai peralatan khusus, variasi media belajar dan sejumlah sumber materi yang ditujukan untuk siswa dengan kesulitan belajar, gangguan kognitif, siswa dengan disabilitas lainnya dan siswa-siswa reguler.
Lalu, kira-kira ada apa aja ya contoh assistive technology yang bisa dipakai di kelas? Yuk, lihat 10 contohnya di bawah ini!
1. Screen reader
Screen reader seperti NVDA (non visual desktop access) dapat membantu anak yang memiliki gangguan penglihatan atau tunanetra berinteraksi dengan komputer menggunakan suara.
2. Seat Cushion
Wiggle seat cushion merupakan teknologi ‘low-tech’ sensory solution yang cocok digunakan untuk siswa yang hiperaktif (ADHD) dan autisme.
3. Eye-tracking Technology
Dengan menggunakan eye-tracking siswa dapat mengendalikan komputer atau menggerakkan kursor hanya menggunakan tatapan mata saja.
4. Smart Pen
Untuk mengaktifkan alat ini siswa hanya perlu menyentuhkan smart pen pada suatu kata lalu smart pen akan menyuarakan kata tersebut dengan lantang.
5. Alternative Mouse dan Keyboard
Sekolah dapat menyediakan mouse dalam bentuk trackball, touchpad atau head mouse dan keyboard dalam bentuk on-screen keyboard atau touch screen.
6. Braille Device dan Hearing Aid
Anak dengan disabilitas netra dan rungu memerlukan kedua alat ini untuk membantu mereka membaca dan mendengar materi pelajaran.
7. JAWS (Job Access With Speech)
Mirip seperti konsep text to speech yang dapat mengubah teks menjadi suara, bedanya teknologi ini juga mampu membacakan tulisan braille, lho. Patut dijadikan alternatif lain selain membaca menggunakan braille.
8. I-Chat (I Can Hear and Talk)
I-Chat adalah software pembelajaran yang menggunakan bahasa isyarat berbasis komputer. Menariknya lagi aplikasi I-Chat ini tersedia dalam bahasa Indonesia dan Malaysia (Melayu), lho.
9. Text to Speech
Teknologi pintar yang didukung oleh artificial intelligence ini mampu mengubah tulisan menjadi audio, sehingga TTS dapat membacakan tulisan kepada anak secara cepat dan akurat. Baik tulisan yang ada dalam web, blog, artikel maupun buku (audiobook).
Suarakan Materi Pelajaran Menggunakan Text to Speech Widya Wicara
Dapatkan produk text to speech bahasa Indonesia dengan tingkat akurasi tinggi, kualitas suara jernih dan natural layaknya native speaker Indonesia hanya di Text to Speech Widya Wicara!
Kunjungi website resmi kami www.widyawicara.com atau hubungi kontak marketing kami.
Sumber: https://www.freepik.com/photos/teacher-kids