Pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia kini telah mereda. Namun, tidak dipungkiri bahwa pandemi tersebut memberikan beberapa dampak yang berpengaruh pada bidang tertentu. Salah satunya, imbas Work From Home (WFH) saat Covid-19 pada dunia kerja, membiasakan para karyawan untuk berkomunikasi melalui berbagai platform online meeting. Selama WFH, membuat pergerakan kita menjadi terbatas. Sehingga sulit untuk melakukan pertemuan dan berdiskusi masalah kerjaan secara langsung.
Online Meeting Menyebabkan Zoom Fatigue?
Tak hanya itu, online meeting bagi sebagian orang terasa cukup melelahkan. Melansir National Geographic, fenomena online meeting yang bikin lelah ini disebut dengan Zoom Fatigue. Penyebab Zoom Fatigue beberapa di antaranya sebagai berikut.
Minim komunikasi non-verbal
Minimnya komunikasi non-verbal, bisa memicu munculnya Zoom Fatigue. Jika biasanya kamu berbicara dengan lawan bicara dengan gesture tubuh, saat berkomunikasi secara online tentu gesture-gesture tersebut akan berkurang. Selain itu tatapan mata pun tentu akan teralih atau minim kontak mata.
Tempat yang tidak berubah
Sebagian orang merasa senang jika harus bekerja atau melakukan kegiatan secara WFH. Tapi jika dilakukan dalam jangka waktu lama, tentu akan menimbulkan rasa jenuh karena cara komunikasi melalui media yang sama.
Sering terjadinya kesalahan teknis
Kesalahan teknis paling umum dan sering terjadi saat melakukan komunikasi secara online adalah masalah jaringan internet. Adanya masalah ini tentu akan mengasah kesabaran jika tiap kali berbicara, akan terputus-putus. Selain itu, masalah yang kerap kali muncul adalah device yang tiba-tiba error atau mengalami lag.
Online Meeting vs Offline Meeting, Mana yang Lebih Efektif?
Meskipun demikian, kebiasaan menggunakan zoom atau platform online meeting lainnya masih berjalan hingga saat ini. Banyak pekerja yang akhirnya memilih untuk melakukan diskusi secara online meeting karena lebih hemat waktu dan tenaga. Hal ini juga didukung oleh survey yang dilakukan oleh Populix, bahwa mayoritas orang Indonesia menggunakan zoom dan google sebagai sarana komunikasi online meeting. Apalagi bagi para pekerja yang notabene bekerja di company luar negeri. Platform online meeting tentu akan sering mereka jumpai.
Dikutip dari katadata.co.id, hasil survei Populix pada April 2023 menunjukkan persentase platform yang banyak digunakan oleh perusahaan adalah Zoom (68%), diikuti oleh Google Workspace (49%), Microsoft Teams (31%), dan Google Product (19%). Tentunya platform-platform tersebut juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang mempermudah komunikasi tatap muka secara online. Salah satunya, yaitu fitur meeting recorder. Hasil rekaman dari meeting yang dilakukan menjadi penting karena sebagai ‘bukti’ percakapan yang berlangsung.
Tapi bagaimana jika orang yang melakukan meeting lupa mengaktifkan fitur rekam? Atau Bagaimana jika hasil rekaman tidak dapat diputar ulang karena kendala teknis?
Di sinilah notulensi berperan penting sebagai backup plan. Kehadiran teknologi tentu memang mempermudah. Namun, ada hal-hal yang bisa saja terjadi di luar dugaan kita. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengantisipasi dengan tetap membuat notulensi meeting. Notulensi ini juga tentunya akan membantu kita untuk mengetahui detail percakapan yang terjadi.