Kebiasaan menulis sembari mendengarkan penjelasan ternyata membuat para siswa menjadi kurang memahami materi yang diajarkan. Saat kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di sekolah, pemahaman ini masih bisa dimaksimalkan dengan bertanya langsung pada guru yang mengajar.
Tapi, sudah hampir tiga tahun ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring melalui virtual class. Hal ini menyebabkan tingkat pemahaman siswa mengenai materi tertentu menurun. Tak hanya itu saja, para siswa pun harus menghadapi kesulitan lainnya saat menjalani kelas daring.
Kesulitan Kelas Daring bagi Siswa
Sebenarnya, pihak sekolah sudah memikirkan cara belajar paling efektif di masa pandemi ini. Namun, karena berbagai keterbatasan, siswa masih mengalami kesulitan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah beberapa rintangan yang dihadapi siswa dengan sistem pembelajaran daring:
- Siswa belum memiliki inisiatif belajar sendiri
Sistem belajar virtual tidak bisa dilakukan sepanjang hari. Hanya pada jam-jam tertentu saja pertemuan daring antara siswa dan guru dilaksanakan. Siswa harus banyak belajar sendiri, tetapi inisiatif untuk belajar sendiri inilah yang tidak dimiliki oleh kebanyakan siswa. - Alat pembelajaran yang kurang memadai
Penggunaan gadget untuk mengikuti kelas daring menjadi tantangan tersendiri bagi para pelajar saat ini, terlebih lagi bagi siswa yang masih di bawah umur. Mereka perlu dampingan orang tua untuk terhubung ke Google Meet, Zoom Meeting, maupun platform virtual meeting lainnya. Bahkan, ada beberapa orangtua yang tidak cukup melek teknologi, sehingga menyebabkan kegiatan belajar mengajar yang ideal semakin sulit dilaksanakan. - Kurangnya pemahaman siswa karena waktu yang terbatas
Ketika pembelajaran dilakukan secara tatap muka, biasanya siswa melakukan multitasking saat kelas berlangsung. Mereka menuliskan apa yang dikatakan guru pada saat mengajar. Namun, tak jarang pula yang lebih suka memperhatikan terlebih dahulu, lalu mencatatnya saat sudah paham. Berbeda dengan kelas daring. Waktu yang terbatas membuat seluruh siswa harus segera mencatat materi sekaligus dituntut untuk memahaminya saat itu juga, sehingga tingkat pemahaman siswa menjadi rendah. - Tugas yang menumpuk
Tantangan paling berat yang dihadapi para siswa adalah tugas-tugas yang menumpuk. Padahal, bisa jadi mereka belum sepenuhnya memahami materi yang diajarkan. Tugas-tugas yang menumpuk ini pada akhirnya harus diselesaikan dengan bantuan orangtua atau orang-orang di sekitar. Siswa yang belum paham, menjadi semakin tidak paham karena tidak mengerjakan tugas sendiri.
Akibat Catatan Materi Kurang Lengkap
Salah satu bantuan paling besar untuk menyelesaikan tugas-tugas adalah melihat catatan materi yang telah diajarkan di pertemuan sebelumnya. Kerap kali guru memberikan soal berdasarkan materi yang diajarkan hari itu, sehingga dengan membuka catatan saja semua akan selesai.
Baca juga artikel Capek Nyatet Terus? Pakai Speech to Text Aja!
Namun, kala catatan materi tidak lengkap karena fokus siswa yang terpecah, maka masalah lain akan bermunculan. Berikut adalah hal-hal yang banyak terjadi dibalik kelas daring yang memusingkan:
- Orangtua bingung mencari tambahan materi
Tidak semua orangtua memiliki pengetahuan yang luas mengenai materi pelajaran sekolah. Oleh karena itu, jika siswa tidak mencatat materi dengan lengkap, orangtua mereka pun menjadi kelimpungan saat membantu menyelesaikan PR. - Guru les privat yang membutuhkan biaya lebih
Jika sudah menyerah mencari materi lengkap, biasanya para orangtua murid akan mencari guru les privat untuk anak-anaknya. Tentunya, biaya les privat ini lebih mahal dibandingkan mengikuti kursus di lembaga umum. - Joki tugas di media sosial
Cara ilegal yang menjadi fenomena saat ini adalah Joki Tugas di media sosial. Dengan membayar jasa para joki, tugas-tugas siswa tak lagi jadi masalah. Namun, cara ini merupakan cara paling salah karena akan mendidik anak untuk berbuat curang sejak dini.
Senjata Penting untuk Kelas Daring
Nah, untuk menyelamatkan anak-anak harapan bangsa, lebih baik bantu memudahkan kegiatan belajar mereka dengan alat-alat berikut ini:
- Internet dengan koneksi standar
Selain gadget yang memadai, siapkan juga akses internet yang cukup nyaman untuk kelas daring. Kalau bisa, siapkan modem dan wifi yang lebih stabil daripada hotspot dari ponsel. - Siswa dalam keadaan siap belajar
Alat perang bagi pelajar adalah peralatan tulis, buku, dan suasana yang mendukung. Siapkan area belajar yang nyaman beserta alat tulis lengkap untuk menunjang semangat belajarnya. - Gunakan Teknologi Speech to Text
Banyak orangtua yang belum tahu bahwa teknologi Speech to Text (STT) ini dapat membantu siswa untuk memiliki catatan yang lengkap saat kelas daring dilaksanakan. Siswa hanya perlu fokus memahami penjelasan, nantinya STT ini yang akan menuliskan seluruh ucapan sang guru. Selain membantu meningkatkan konsentrasi dan pemahaman materi, orangtua lebih mudah membantu mengerjakan PR jika catatannya lengkap. - Bertanya pada guru saat tidak paham materi
Jika siswa tampak kesulitan mengerjakan tugas atau memahami materi, berikan akses messenger untuk menghubungi gurunya. Namun, ketika sang guru tidak memiliki waktu, lebih baik daftarkan siswa ke lembaga kelas online yang lebih terjangkau untuk mendapatkan penjelasan lebih dalam.
Belajar online memang melelahkan. Tak hanya secara fisik, sisi psikologis para siswa pun mulai terancam kurang stabil. Oleh karena itu, berikan bantuan pada anak-anak Anda dengan memberikan senjata terbaik bagi pendidikannya. Salah satunya adalah memberikan teknologi STT ini untuk mempermudah pencatatan materi saat kelas berlangsung.
Jika teknologi STT bisa memudahkan kegiatan belajar daring, mengapa anak-anak Anda belum menggunakannya? Jadilah orangtua terbaik dengan memberikan teknologi canggih Speech to Text ini untuk menunjang Pendidikan anak Anda! Dapatkan sekarang dengan mengunjungi website www.widyawicara.com.
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/young-asia-girl-teenager-with-casual-wear-headphones-use-laptop-computer-learn-online-write-lecture-notebook-living-room-house_17897361.htm